Implementasi Merdeka Belajar
Merdeka Belajar merupakan terobosan Kemendikbud-ristek untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui kebijakan yang menguatkan peran seluruh insan pendidikan. Kebijakan ini diimplementasikan melalui empat upaya perbaikan.
Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, yakni perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, melakukan perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.
Merdeka Belajar dibagi dalam beberapa episode. Dimulai dari episode pertama, yaitu menghadirkan empat pokok kebijakan agar paradigma tentang cara lama dalam belajar dan mengajar dapat diubah menuju kemajuan. Beberapa wujud dari empat pokok kebijakan itu adalah penghapusan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional. Kemudian, ada juga kebijakan penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta kebijakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang lebih fleksibel.
Terobosan dari Menteri Nadiem Makarim ini dapat diterapkan dengan terlebih dahulu melalui empat upaya perbaikan. Dengan perbaikan pada infrastruktur dan teknologi pendidikan
Perbaikan dalam hal kebijakan, prosedur, pendanaan, serta pemberian otonomi lebih kepada satuan pendidikan Perbaikan dalam kepemimpinan, masyarakat, dan budaya Perbaikan dalam kurikulum, pedagogi, dan asesmen.
Pelaksanaan atau implementasi merdeka belajar kedepannya dapat dibagi ke dalam beberapa episode, antara lain:
Dengan lebih dahulu menghadirkan empat pokok kebijakan terkait dengan paradigma metode belajar dan mengajar yang lama diubah menjadi lebih progresif ke arah kemajuan.
Penghapusan ujian sekolah berstandar nasional dan mengganti ujian nasional menjadi asesmen nasional
Penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran
Dilakukan perubahan terhadap kebijakan penerimaan peserta didik baru, yang mana harus lebih fleksibel.
Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP Kemendikbudristek Zulfikri Anas mengatakan Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan dalam pemulihan pembelajaran di jenjang SMP. Menurut Zulfikri sistem Merdeka Belajar memberikan kemerdekaan dalam berpikir bagi para guru dan peserta didik.
"Kurikulum Merdeka ini fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya," ujar Zulfikri dalam Webinar Nasional Guru Pendidikan Dasar SMP Shidqia Islamic School, Rabu (2/3/2022).
Dalam program ini, guru didorong mengubah sistem pembelajarannya.Sehingga, suasana belajar menjadi nyaman dan menyenangkan. Merdeka Belajar juga membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi literasi, numerasi, dan survei karakter.
Menurutnya, era digitalisasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dirinya menilai harus ada dukungan keterampilan dan kecakapan digital dari para guru dan tenaga kependidikan.
Semoga Bermanfaat